Rangkuman Materi SMP Vulkanologi Belajar di TVRI 29 April 2020

Rangkuman materi SMP Vulkanologi, belajar dari rumah di TVRI pada hari rabu 29 April 2020 beserta soal pertanyaan dan pembahasan kunci jawabannya. Pelajaran IPA tentang vulkanologi ini dapat kamu saksikan di Televisi Republik Indonesia pada pukul 09.30 – 10.00.

Selama setengah jam, kalian akan mempelajari tentang sejarah letusan gunung api terbesar yang pernah terjadi di Indonesia, pulau di Indonesia yang memiliki gunung api, penyebab erupsi, hingga upaya pemerintah untuk mengatasinya.

Rangkuman Materi SMP Vulkanologi Belajar di TVRI 29 April 2020

Materi SMP Vulkanologi di TVRI

Selain memiliki beragam budaya, keindahan alam, dan hasil bumi, Indonesia juga kaya akan gunung api. Gunung-gunung ini tersebar sepanjang pulau Sumatera, Jawa, Bali, Sumbawa, Lombok, Flores, Sulawesi, hingga Maluku.

Rangkaian gunung api yang membentang di sepanjang tanah air ini dikenal dunia internasional sebagai Ring of Fire. Dengan total gunung berapi sebanyak 127, atau 13% dari jumlah gunung api aktif di dunia.

Mengapa di negeri kita terdapat banyak gunung api? Karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu euroasia, indo-australia dan pasifik. Setiap tahun lempeng indo-australia dan pasifik bergeser beberapa centimeter.

Pergerakan ini menyebabkan magma dapat naik dan membentuk kerucut-kerucut gunung api. Gunung api tersebut dapat mengakibatkan bencana. Contohnya peristiwa erupsi Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, tepatnya di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat pada april 1815.

Erupsi Gunung Tambora merupakan yang terdasyat yang pernah melanda Indonesia. Selain menelan lebih dari 92 ribu korban jiwa, erupsi gunung api ini juga mengakibatkan perubahan iklim.

Kemudian erupsi yang tak kalah dahsyatnya terjadi pada Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Gunung yang meletus pada agustus 1883 itu memicu gelombang tsunami dan mengakibatkan lebih dari 36 ribu koraban meninggal. Ini hanya dua erupsi gunung yang terjadi di Indonesia. Masih banyak contoh erupsi gunung api, seperti gunung Merapi, Kelud dan Sinabung.

Lalu apa sebenarnya yang membuat gunung Api mengalami erupsi?

Erupsi gunung ini terjadi karena magma yang tersimpan di kawah yang berada di dalam gunung api menyembur keluar akibat tekanan dan suhu yang tinggi. Dalam keadaan seperti ini, ada banyak bahaya yang bisa mengancam keselamatan penduduk di sekitarnya.

Pertama adalah aliran awan panas, masyarakat lokal di kawasan Gunung Merapi sering menyebutnya sebagai wedus gembel. Awan panas yang berhembus dari puncak gunung ke dataran rendah atau lembah ini memiliki kecepatan hingga ratusan kilo meter per jam dengan jangkauan aliran mencapai puluhan kilo meter. Suhu udara yang dihembuskan oleh awan panas dapat mencapai ratusan derajat celcius.

Kedua, adalah belerang lava. Ini merupakan bahan vulkanik cair yang panasnya mencapai ratusan derajat celsius. Tak pelak semua yang dilaluinya akan hangus terbakar. Ketiga, adalah jatuhan lontaran material vulkanik sampai hujan abu. Jika tidak diantisipasi, lontaran material vulkanik ini dapat mengakibatkan korban jiwa.

Sementara itu, hujan abu dapat mengakibatkan sakit mata, infeksi pernafasan, kerusakan lahan dan mengubah cuaca. Bagi dunia penerbangan, hujan abu ini dapat merusak mesin pesawat yang mengakibatkan tertundanya jadwal penerbangan.

Keempat, saat erupsi gunung api juga dapat mengeluarkan lahar erupsi. Ini terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Lahar erupsi berupa air, lumpur, pasir dan kerikil ini akan mengalir ke lereng hingga lembah gunung.

Yang patut diwaspadai saat erupsi gunung api adalah gas vulkanik beracun. Pada umumnya gas beracun yang dikeluarkan antara lain C0, C02, HCN, H2S dan Belerang atau SO2.

Sedangkan bahaya tidak langsung dari erupsi gunung api adalah lahar hujan. Ini terjadi apabila material hasil erupsi gunung api yang diendapkan disekitar puncak dan lereng terangkut oleh hujan atau air permukaan, melalui lembah atau sungai. Aliran lahar berupa lumpur yang sangat pekat dapat menyapu apa saja yang dilaluinya.

Upaya Pemerintah Mengatasi Ancaman Letusan Gunung Api

Dengan begitu banyak faktor yang bisa mengancam keselamatan jiwa saat terjadi erupsi gunung api. Pemerintah terus berupaya dengan berbagai cara untuk meminimalisasi jatuhnya korban.

Salah satunya dengan membagi tingkatan kawasan berdasarkan sejarah kejadian dan indentifikasi potensi ancaman gunung api yang disebut dengan kawasan rawan bencana atau KRB.

KRB 3 merupakan kawasan yang sangat berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, guguran lava, lontaran batu pijar dan gas beracaun.

KRB 2 merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, lontaran batu pijar, guguran lava, hujan abu labut, hujan lumpur panas, aliran lahar dan atau gas beracun.

KRB 1 merupakan kawasan yang berpotensi terlanda lahar, tertimpa material jatunya berupa hujan abu dan atau air dengan tingkat keasaman tinggi.

Untuk penetapan status aktivitas gunung api, pemerintah memberikan 4 tingkatan :

Level 1 (Normal) : Artinya gunung api tidak memperlihatkan adanya kelainan yang membahayakan.

Level 2 (Waspada) : Di level ini aktivitas gunung api mengalami kelainan baik secara visual dan instrumental serta gejala vulkanik lainnya.

Level 3 (Siaga) : Pada tingkatan ini perubahan aktivitas gunung api cenderung diikuti erupsi.

Level 4 (Awas) : Ini merupakan tingkatan paling tinggi dan biasanya diikuti dengan erupsi.

Nah itulah Rangkuman Materi SMP Vulkanologi Belajar dari rumah di TVRI rabu 29 April 2020 beserta soal pertanyaan dan kunci jawabannya. Berikut ini 3 soal yang dapat kamu kerjakan :

1. Pulau manakah di Indonesia yang tidak memiliki gunung api?
2. Apakah yang menyebabkan erupsi gunung api?
3. Mengapa kita tidak diperkenankan mendekat ketika awan panas menyembur dari erupsi gunung api?