Biografi Ronggowarsito Pujangga Besar Tanah Jawa Secara Singkat

Biografi / Biodata Ronggowarsito | Raden Ngabehi Rangga Warsita merupakan pujangga besar budaya jawa yang hidup pada masa Kasunanan Surakarta, sebuah kerajaan di Jawa Tengah yang berdiri pada tahun 1755 hasil dari perjanjian Giyanti.

Ranggawarsito lahir pada tanggal 14 Maret 1804 dengan nama asli Bagoes Boerhan. Ia meninggal pada tanggal 24 Desember 1873 dengan sebab yang masih misterius.

Biografi Ronggowarsito Pujangga Besar Tanah Jawa
Patung Rangga Warsita di depan museum Radya Pustaka, Surakarta (wikipedia)

Asal Usul Orang Tua Ranggawarsito

Ayahnya bernama Mas Panjangswara atau disbut juga Mas Ngabehi Ranggawarsita. Ia merupakan cucu dari Yasadipura II alias Tumenggung Sastronagoro, seorang pujangga utama Kasusnanan Surakarta yang berkarya pada masa pemerintahan Pakubuwana IV sampai Pakubuwana VII.

Ayah Bagus Burhan berasal dari keturunan Kesultanan Pajang, sedangkan ibunya keturunan Kesultanan Demak (kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa). Semasa kecil, Ranggawarsito diasuh oleh Ki Tanujaya, abdi dari ayahnya.

Masa Muda Ranggawarsito

Pada saat remaja, Burhan terkenal sangat nakal dan gemar berjudi. Ia kemudian dikirim kakeknya untuk berguru agama Islam kepada Kyai Imam Besari (pemimpin Pesantren Gebang Tinatar di Tegalsari Ponorogo). Awalnya, ia masih saja bandel dan bahkan kabur ke Mediun.

Namun setelah kembali ke Ponorogo, ia mendapat pencerahan di Sungai Kudungwatu. Ia pun berubah menjadi pemuda yang alim dan pandai mengaji. Kemudian ketika ia pulang dari Surakarta, Rangga Warsito diambil sebagai cucu angkat adik Pakubuwana IV dan diangkat menjadi Carik Kadipaten Anom dengan gelar Mas Panjanganon, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1819.

Karier Sebagai Pujangga

Pada perkembangan selanjutnya, Bagus Burhan diangkat sebagai Panewu Carik Kadipaten Anom dengan Gelar Raden Ngabei Ronggowarsito. Ia menggantikan ayahnya yang meninggal di dalam penjara Belanda pada tahun 1830. Kemudian setelah kematian Yasadipura II, ia diangkat sebagai pujangga Kasunanan Surakarta oleh Pakubuwana VII, tepat pada tanggal 14 September 1845.

Pada masa ini, Ronggowarsito melahirkan banyak karya sastra. Ia pun sangat dekat dengan Pakubuwana VII. Ranggawarsito dikenal sebagai peramal ulung dengan berbagai macam ilmu kesaktian.

Berikut ini beberapa contoh karya sastra tulisan Ranggawarsito :

  1. Bambang Dwihastha
  2. Sapta Dharma
  3. Serat Jaka Lodang
  4. Serat Jayengbaya
  5. Suluk Saloka Jiwa
  6. Sri Kresna Barata
  7. Serat Sabda Jati

Ramalan Ranggawarsito Tentang Kemerdekaan Indonesia

Ranggawarsito merupakan pujangga yang hidup pada masa penjajahan Belanda. Ia menyaksikan bagaimana penderitaan rakyat Jawa pada masa itu. Seperti kebijakan tanam paksa setelah Perang Diponegoro.

Pada masa yang memprihatinkan ini, Ranggawarsito meramalkan akan datangnya kemerdekaan, yakni kelak pada tahun Wiku Sapta Ngesthi Janma. Kalimat ini terdapat dalam Serat Jaka Lodeng dan merupakan kalimat Suryasengkala.

Jika diartikan, maka diperoleh angka 7-7-81. Pembacaan Suryasengkala yaitu dengan cara dibalik dari belakang ke depan, yaitu 1877 Saka atau bertepatan dengan tahun 1945 Masehi yang merupakan tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Kematian Ranggawarsita

Raden Ngabehi Rangga Warsita wafat secara misterius pada tanggal 24 Desember 1873. Anehnya, tanggal kematiannya justru terdapat dalam karya terakhirnya, yakni Serat Sabdajati yang ia tulis sendiri.

Hal ini kemudian menimbulkan dugaan bahwa Ronggowarsito meninggal karena dihukum mati, shingga ia bisa tahu dengan persis kapan hari kematiannya. Seorang penulis yang berpendapat demikian adalah Suripan Sadi Hutomo (1979).

Ranggawarsito dimakamkan di Desa Palar, Kec. Trucuk, Kab. Klaten. Makamnnya ini pernah dikunjungi oleh 2 presiden Indonesia, yakni Ir Soekarno dan Gus Dur pada masa mereka menjabat.

Nah itulah Biografi atau Biodata singkat Ronggowarsito atau Raden Ngabehi Rangga Warsita, seorang pujangga besar budaya Jawa yang terakhir di tanah Jawa. Sumber : https://id.wikipedia.org/